what are you looking for?

Jumat, 04 November 2016

Ouija: Origin of Evil, Horror Klasik dengan Nuansa Klasik

credit by Google

Memasuki masa Haloween adalah bertebarannya banyak hal yang berbau misteri. Paling ketara contohnya etalase-etalase mal yang mulai menjual pernak pernik hantu-hantuan, video game yang mulai mengubah grafis bertema Jack O' Lantern serta film-film akhir pekan yang biasanya mencekam. Ouija: Origin of Evil yang di plot sebagai sekuel dari film Ouija tahun 2014 lalu sudah mulai di putar di bioskop-bioskop kesayangan kita. Masih juga mengusung tema horror klasik yang ide ceritanya bersumber dari papan permainan pemanggil arwah. Meski terbilang klasik, banyak hal yang dapat kita mengerti apa maksud yang hendak disampaikan sang sineas yaitu betapa berbahayanya bermain-main dengan arwah gentayangan.
Dari trailer belum apa-apa kita sudah disuguhkan sekilas adegan arwah yang masuk ke dalam tubuh anak perempuan. Kemudian diceritakan asal mula sebuah keluarga yang bekerja sebagai cenayang penipu, ditambah backsound yang lumayan asik dijamin membuat kita menikmati setiap detik berharganya. Semua berubah mencekam setelah adanya papan ouija di sana. Mulai dari anak perempuan yang mendadak memiliki kemampuan bercenayang, bertingkah aneh hingga berbuat hal yang mengerikan di rumah. Menyebalkan memang membuat anak kecil menjadi bahan eksploitasi film horror, tapi mau bagaimana lagi memang anak kecil masih polos..
(mengandung spoiler)
"Do you know what it feels like to be strangled to death?" - Doris Zander

credit by Youtube

Alice Zander harus berpura-pura menjadi cenayang palsu agar bisa menghidupi kedua anak perempuannya, Lina dan Doris sehari-hari. Berjuluk Madam Zander, seorang grandparent yang gak jelas mengapa harus bekerja sebagai cenayang palsu, sepertinya efek dari rumahnya yang terkesan memang horror. Meskipun kedua anaknya banyak bertingkah macam-macam, mereka masih mau membantu sang ibu melakukan pekerjaannya. Dengan menggunakan teknik, Alice mengelabui pasiennya membuat seolah-olah mereka berinteraksi dengan kerabat yang telah meninggal dunia.
Suatu hari tingkah polah Lina membuat ibunya membeli papan permainan ouija. Berpikir dapat menunjang aksi per-cenayangannya, dia pun menambahkan teknik pula untuk papan ouijanya. Bagai buah yang jatuh tak jauh dari pohonnya, Doris malah lebih hebat dari sang ibu dalam memainkan papan ouija, bisa berkomunikasi dengan roh secara real, berbekal dari garis keturunan katanya. Keduanya mulai bekerja bersama-sama.
Lina tidak mempercayai jika Doris mempunyai bakat bercenayang dengan bantuan arwah sang ayah yang telah meninggal. Malahan dia menemukan beberapa bukti-bukti kuat yang membuat kadar keanehan Doris dibatas maksimal. Pastor Tom membantu Lina menyakinkan sang ibu jika memang ada yang aneh pada Doris. Tak disangka insiden mengerikan berantai terjadi saat itu juga. Terkuak dari tulisan berbahasa Polandia yang ditulis Doris, mereka menemukan adanya teror dari Dokter Iblis yang selama ini memperhatikan aktivitas mereka di rumah. Doris dikuasai olehnya.
Terbunuhnya Mikey yang notabane pacar dari Lina yang datang berkunjung, pastor Tom yang tewas di tempat, sang ibu yang tewas melindungi anaknya, serta aksi jahit mulut Doris yang dilakukan Lina sendiri. Film berakhir dengan Alice yang kini berada di rumah sakit jiwa. Bersama dokter spesialis, dia diminta menceritakan kisah yang terjadi pada keluarganya. Tak disangka arwah dari Doris masih menemani Alice sampai ke rumah sakit jiwa.

credit by Google

The Facts
  • Pembuka film ditampilkan adegan Alice yang sedang bercenayang dengan pasiennya. Memanggil arwah seseorang bernama Mary Browning. Pasiennya diminta hanya bertanya sebanyak tiga kali dengan asumsi si arwah akan menjawab pertanyaan dengan mematikan lilin yang berarti "tidak" dan lilin yang tetap menyala jika berarti "ya". Si pasien bertanya apakah arwah si Mary ini menderita sesudah mati, dijawab dengan mematikan lilin. Alice berkata arwah Mary sudah meninggalkan kesakitannya sewaktu masih hidup dan kini telah tenang. Pasien bertanya lagi apakah arwah Mary memaafkannya, dijawab dengan lilin yang masih menyala. Pertanyaan ketiga si pasien mengaku sengaja menikah kembali dan menguasai semua harta Mary, dijawab dengan lilin mati. Alice sengaja meniup lilinnya.
  • Doris berkomunikasi dengan arwah bernama Marcus yang mengaku sebagai arwah dari ayahnya. Arwah ini suatu malam masuk ke dalam tubuh Doris lewat cermin dan menggunakannya sebagai wadah.
  • Peraturan memainkan papan ouija adalah Never play alone (jangan bermain sendirian), Never play in a graveyard (jangan pernah memainkannya di kuburan) dan Always say goodbye (selalu ucapkan selamat tinggal jika telah selesai memainkannya).
  • Pastor Tom sempat mengutip perkataan dari Injil, 1 Yohanes 4 ayat 1: "Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia."
  • Terungkap dari tulisan sambung berbahasa Polandia yang ditulis oleh Doris, arwah yang selama ini berada di rumahnya dijuluki Demon Doctor (dokter iblis). Bernama asli sebagai Marcus yang bekerja sebagai dokter tentara Polandia pada Perang Dunia ke-II. Setelah keluarganya tewas, dia ditolong pihak sekutu dan membawanya ke New York, Amerika. Disinilah kemudian diketahui jika Marcus melakukan praktek ilmu hitam dengan beberapa korbannya. Mayat-mayat korban dan barang-barangnya dipendam bersama ke rubanah di rumah keluarga Alice. Dokter ini menemui ajalnya juga di rumah itu.
  • Mikey, pacar dari Lina mati digantung, Pastor Tom mati di dalam rubanah ketika hendak menyelamatkan tubuh Doris. Alice mati ditusuk oleh Lina yang dipengaruhi oleh arwah Marcus yang merasuk ke tubuhnya, Doris mati saat mulutnya dijahit oleh Lina, sedangkan Lina sendiri kehilangan kewarasannya.
  • Roger, arwah suami dari Alice, ayah dari Lina dan Doris muncul saat Lina flasback mencari seseorang yang menjahit boneka kesayangannya. Hal ini sengaja dilakukan arwah ayahnya karena hanya cara inilah yang ampuh untuk menghentikan bisikan dari arwah Marcus. Arwah Roger juga muncul kembali saat Alice hendak menemui ajalnya.
  • Dua bulan kemudian Lina berada di rumah sakit jiwa, ditanyai semua hal yang dia ingat tentang keluarganya. Dia mengaku jika mencari Doris selama ini. Di bagian akhir film terlihat dokter yang menanyai Lina berjalan di lorong rumah sakit. Face to face dengan Lina di sel dan mendadak diserang oleh arwah Doris dari langit-langit.
  • Setting film ini terjadi pada tahun 1967 di Los Angeles, Amerika Serikat. Rumah keluarga Zander mulanya digunakan Marcus untuk melakukan aksi kejinya. Di film Ouija 2014, 50 tahun kemudian, rumah keluarga Zander diceritakan digunakan sebagai tempat tinggal keluarga Debbie yang dihantui arwah Doris.
  • Post-credits scenenya dilihat dari sudut pandang lensa planchette yang digunakan untuk memainkan papan ouija. Seorang perempuan mengunjungi rumah sakit jiwa dan berkata jika dia merupakan keponakan dari Lina. Saat si perempuan berbelok di lorong, wajahnya mirip sekali dengan Lina Zander di film Ouija 2014. Diikuti tulisan In Loving Memory of J D Yarbrough.

Grade :
Outstanding - Exceeds ExpectationsAcceptable - Poor - Dreadful - Troll

Sang sutradara menggarap setting tahun 1960-an dengan nuansa klasik sangat mendetail. Kostum, model rambut, hingga interior rumah dengan nuansa gelap yang dia sajikan terlihat sangat klasik dan mencekam. Bahkan di filmnya sendiri terdapat titik hitam di bagian kiri atas layar, seolah-olah masih menggunakan pita roll film dan proyektor. Selain itu, Universal Pictures, selaku distributor juga ikut-ikutan menampilkan logo versi jadul. Yang disayangkan dari film ini adalah tingkah laku Alice Zander yang notabene seorang ibu bertingkah like bitch, segala pastur juga digoda! Disarankan untuk tidak menonton seorang diri.

credit by Google


Next :  Hacksaw Ridge

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

time flight