credit by Google
Film besutan asal negara gingseng Korea kembali menjadi bahan perbincangan para penikmat film di Indonesia. Bagaimana tidak The Battleship Island memiliki cast Song Joong-ki yang memang sudah dikenal dalam perannya dalam serial Descendants of the Sun (2016), serial drama yang bisa terbilang populer di kalangan pecinta K-pop. Para penikmat film berharap dengan adanya Song Joong-ki di sini diharapkan dapat menyejukan rohani masing-masing akan kehadiran oppa-oppa ganteng yang memberi warna baru film-film yang beredar di Indonesia.
The Battleship Island merupakan true story yang mengangkat fase terkelam sejarah negara Korea dalam masa penjajahan Jepang dalam perang dunia ke-II. Penjajahan yang banyak dilakukan Jepang salah satunya adalah perbudakan terhadap orang-orang Korea di tambang batubara pulau Hashima. Alurnya berkutat pada bagaimana orang-orang Korea yang tertindas hingga melakukan revolusi pada akhirnya. Kenapa pula filmnya diberi nama Battleship Island? Karena memang bentuk pulau Hashima sendiri yang mirip seperti kapal perang jika dilihat dari atas.
(mengandung spoiler)
credit by Youtube
Bagaimana alur cerita The Battleship Island?
Ceritanya terfokus pada Lee Kang-ok, pemimpin sebuah band yang cukup populer bersama anak perempuannya, Lee Soo-he dan rekan-rekan satu bandnya yang dijebak dan terpaksa bekerja di tambang batubara Hashima. Lee Kang-ok diiming-imingi pemerintah Korea jika dirinya dan anak perempuannya harus mengungsi demi urusan keamanan. Lee Kang-ok dan rekan-rekan bandnya dibawa menggunakan kapal besar yang juga didalamnya berisi orang-orang Korea lain. Beberapa cast utama mulai bertemu satu sama lain. Tersebut Choi Chil-sung dan anak-anak buahnya yang adalah gangster yang cukup terpandang di Seoul. Terdapat Oh Mal-nyeon, perempuan bertato yang dibawa ke distrik hiburan Hashima yang ditugasi untuk menemani para lelaki hidung belang. Lalu Park Moo-young, anggota organisasi kemerdekaan Korea yang menyusup demi menyelamatkan rekan sesamanya. Satu tekad dan tujuan mereka semua sama yaitu bertahan hidup di Hashima.
Tidak mudah memang tinggal di Hashima. Pekerjaan menambang batubara amatlah melelahkan, belum lagi tingkat kecelakaan tinggi akibat gas meledak yang sewaktu-waktu dapat merenggut nyawa seketika. Pekerjaan yang mereka lakukan memang menghasilkan upah dan dana pensiun, namun dengan adanya kecurangan pemilik tambang dan para manager upah-upah yang seharusnya diterima tidak akan masuk ke dalam tabungan pekerja, melainkan di korupsi sepihak tanpa sepengetahuan para pekerja. Ketidakadilan lain yang diterima pekerja adalah pemotongan upah jika mereka melakukan kesalahan barang sedikit pun. Bagi para perempuan yang bekerja di Hashima juga diharapkan agar tidak hamil karena harus memenuhi hasrat para lelaki. Efek samping hamil di Hashima adalah perobekan perut dan harus tetap melayani setelahnya. Menjijikkan.
Revolusi dimulai ketika Yoon Hak-cheol, manager yang bertanggung jawab bagi orang-orang Korea kedapatan berbohong dihadapan semua orang. Suatu malam dia berkata jika Jepang akan merangkul orang Korea dan berjanji akan menganggap status mereka sama. Jepang akan mengadakan upacara perdamaian di dalam tambang dan mereka harus hadir di sana. Nyatanya Yoon Hak-cheol berbohong karena telah disuap pemilik tambang dengan syarat harus membunuh semua orang Korea tanpa sisa. Lee Kang-ok sebagai orang yang mengetahui rencana ini membocorkan maksud dari Yoon Hak-cheol sebenarnya. Setelah menyingkirkan Yoon Hak-cheol, mereka berencana kabur menggunakan kapal pengangkut batubara. Aksi penyelamatan diri dari Hashima pun dimulai.
You know what?
- Lee Soo-he adalah orang yang menyelamatkan Lee Kang-ok dan rekan-rekan bandnya agar tidak lagi bekerja di tambang. Dia mengaku kepada Daisuke Shimazaki, pemilik tambang di Hashima, jika ayahnya dan dirinya seorang musisi yang menyanyikan lagu-lagu yang disukai Daisuke saat itu. Timbal baliknya Lee Soo-he masih harus tetap menjadi pelayan di rumah Daiseuke. Sang ayah, Lee Kang-ok naik status dengan menjadi semacam pengawas bagi orang-orang Korea di tambang.
- Choi Chil-sung yang seorang gangster difitnah telah membunuh salah satu siswi Jepang yang memicu orang-orang Jepang marah terhadap semua orang Korea. Hal ini yang kemudian diketahui membuat Yoon Hak-cheol, manager bagi orang Korea, disuap agar membawa orang-orang Korea ke dalam tambang untuk dibunuh. Choi Chil-sung sendiri menerima hukuman diatas kursi listrik.
- Song Jong-Go, manager yang bertanggung jawab penuh di Hashima mati ditembak oleh Yoon Hak-cheol karena mengetahui korupsi yang dilakukan pemilik dan manager Hashima lainnya. Kemungkinan Song Jong-Go satu-satunya manager yang bersih.
- Daisuke Shimazaki kabur setelah adanya insiden penghancuran Hashima akibat efek samping dari pengeboman Hiroshima. Jabatannya diambil alih oleh Yamada. Di akhir film Yamada mati terbakar dan kepalanya dipenggal oleh Park Moo-young.
- Band dari Lee Kang-ok memiliki personel berjumlah sepuluh orang termasuk dirinya dan Lee Soo-he.
- Rekan yang seharusnya diselamatkan oleh Park Moo-young adalah Yoon Hak-cheol, namun Yoon Hak-cheol nyatanya telah berkhianat bagi negara Korea.
- Choi Chil-sung dan teman perempuannya, Oh Mal-nyeon sama-sama mati ditembak saat ikut melakukan revolusi di Hashima. Anak-anak buahnya juga terlihat mati disampingnya.
- Yoon Hak-cheol mati kehabisan napas setelah lehernya dilubangi oleh Park Moo-young.
- Lee Kang-ok mati setelah kehabisan darah di kapal pengangkut batubara yang hendak membawanya kembali ke Korea.
- Cast utama yang selamat sampai akhir film hanya Park Moo-young dan Lee Soo-he. Di atas kapal keseluruhan orang Korea yang selamat melihat secara langsung Nagasaki yang dijatuhi bom atom.
- Dalam credit di akhir film tertulis di tahun 1974 penambangan batubara di pulau Hashima resmi ditutup. Tanggal 22 April 2009 pulau Hashima dijadikan sebuah peringatan akan kekejaman yang telah terjadi di sana dan dibuka untuk kunjungan umum. Juli 2015 UNESCO memasukkan pulau Hashima ke dalam situs warisan dunia bagian Revolusi Industri Jepang.
The timeline?
The Battleship Island memiliki timeline yang berada di antara waktu pengeboman Hiroshima dan Nagasaki. Ini berarti berada pada 6 sampai 9 Agustus 1945. Suatu waktu dalam adegan awal film tertulis bulan November 1944, dimana terlihat tiga orang anak yang hendak kabur dari sebuah pulau namun nyawa mereka tak terselamatkan. Ada tertulis 7 Maret 1945 sewaktu Park Moo-young sedang melakukan rapat bersama petinggi pemerintah Korea. Lalu merujuk ke 12 April 1945 saat kapal Lee Kang-ok dan yang lainnya mendarat di pelabuhan Shimonoseki guna mengganti kapal ke Hashima. Bulan Juli 1945 orang-orang Korea yang terpaksa di pekerjakan di Hashima memulai kegiatan mereka di sana. Terdapat adegan pengeboman Hiroshima oleh angkatan udara Amerika di 6 Agustus 1945. Terakhir revolusi penyelamatan diri orang-orang Korea dari Hashima berada pada 9 Agustus 1945 tepat beberapa jam sebelum Nagasaki dijatuhi bom atom.
credit by Google
Grade
Harus nonton gak?
Alur cerita The Battleship Island sebenarnya menarik. Penuh konflik mendebarkan yang membuat penonton terhenyak. Lemahnya, film ini menyajikan justru begitu banyak adegan yang lumayan membingungkan yang malah membuat alur film ini berantakan. Setiap adegan mempunyai karakter utama dan kisahnya masing-masing. Jadi, ketika kita sedikit menikmati lantunan ceritanya, tiba-tiba cerita beralih dengan kisah yang lain. Penonton tidak diberi jeda sejenak untuk mencerna cerita dan menarik napas panjang akibat dialog yang bertubi-tubi hadir dari segala penjuru.
Bisa dikatakan gue bukan tipe orang yang freak apalagi suka dengan film-film buatan Korea. Namun setelah terdahulu melihat Train to Busan, kini gue berbalik menilai film Korea tidak melulu soal film drama yang cengeng. Bahwa negara Korea pun suatu hari akan go intenasional dari segi penjualan film-film buatan mereka.
credit by Google
Next : It
Tidak ada komentar:
Posting Komentar